CANDIPURO-(wartaselatam.com)
Warga masyarakat desa Rantau Minyak dan warga desa Batuliman kecamatan Candipuro Kabupaten Lampung Selatan, berharap agar ruas jalan didesanya segera dibangun.
Keluhan kedua warga desa ini disampaikan mengingat saat ini kondisi jalan yamg cukup vital ini tingkat kerusakannya cukup parah.
Sehingga selain dapat menghambat perjalanan, juga dapat mengancam keselamatan para pengendara yang melintas diruas jalan yang sudah lama belum tersentuh pembangunan ini.
Seperti diketahui bahwa jalan yang juga menguhungkan Kecamatan Candipiro dan Kecaatan Way Sulan serta cukup padat dilintasi oleh para pengendara ini berada diantara desa Rantau Minyak dan Desa Batuliman tepatnya dusun Batuliman Rege.
Para pengendara yang melintas pada ruas jalan yang banyak berlubang ini, keseharianya dilewati oleh para petani, pedagang, para pegawai juga pelajar. Sehingga perbaikan pada ruas jalan sangat diimpikan oleh warga masyarakat.
Seperti kata Albert salah seorang warga RT 06 dusun Batuliman Rege Desa Batuliman Kecamatan Candipuro mengatakan bahwa ruas jalan yang cukup vital tersebut saat ini kondisinya sudah cukup parah. Oleh karena itu kami warga masyatakat sangat berharap agar segera dibangun. Sehingga nantinya selain arus kendaraan lebih lancar, juga akan lebih memudahkan para petani dan pedagang mengangkut hasil pertanian dan daganganya, dengan demikian akan dapat meningkatkan perekonomian warga masyarakat ” Kami sangat berharap agar ruas jalan ini segera dibangun, karena kondisinya cukup parah dan dapat membahayakan para pengendara ” Ucap Albert, Kamis (19/1/2023).
Hal senada juga disampaikan oleh Watinah (42) warga Desa Batuliman Kecamatan Candipuro Lamsel. Bahwa dirinya bersama warga masyarakat lainya sangat berharap agar ruas jalan Rantau Minyak – Batuliman tersebut segera dibangun. Menurutnya kondisi jalan yang cukup parah akan menghambat tranportasi para petani dan pedagang bahkan sangat berpotensi terjadinya kecelakaan bagi para pengendara. Oleh karena itu tidak ada kata lain yakni harus segera dibangun, ” Pungkasnya. (Pendi/*)